Keduselatan.com, Wonosobo – Siapa yang
tidak kenal kawasan wisata Dieng Wonosobo? nah bila kita pergi kesana,
nah dipinggir jalan menuju kawasan Dieng terdapat tenda biru, namun
tenda tersebut dihuni oleh seorang kakek bernama Mbah Fanani, dikenal
sebagai Kakek pertapa dari Dieng Wonosobo. Pria yang diperkirakan
berusia 70 tahun itu sudah lebih dari 20 tahun bertapa di Desa Dieng
Kulon Kabupaten Banjarnegara, tepatnya sebelum pintu masuk Komplek Candi
Arjuna, kabar yang beredar simbah berasal dari Cirebon, namun juga tak
ada yang tahu kenapa simbah Fanani memilih bertapa di Dieng.
Menurut pak Slamet, warga sekitar memang
ada dua jenis tapa yang dilakoni orang-orang, yaitu tapai ramai dan
tapa nyepi, untuk simbah Fanani ini kemungkinan menganut faham tapa
ramai karena bertapa di pinggir jalan.
Namun pak Slamet pun tak tahu menahu
mengenai kenapa Dieng yang dijadikan lokasi tapa oleh simbah. Konon
sebelumnya simbah tersebut bertapa di gua di kawasan Dieng, namun
kemudian turun dengan cara merangkak dan pindah ke depan rumah penduduk
setempat bernama Sugiyono di pinggir jalan yang menghubungkan Wonosobo
dan Banjarnegara ini.
“Saya juga nggak tahu kenapa Mbah pilih di depan rumah saya,” jelas Sugiyono yang akrab disapa Ono ini.
17 tahun lalu persis saat putranya
lahir, mbah Fanani sudah berdiam di depan rumah dengan membawa plastik,
Namun oleh Ono dan keluaga simbah tidak diusir bahkan kemudian diberi
makan, sehari tiga kali, makan pagi, siang dan malam, dan uniknya simbah
hanya mau dikasih makanan dari rumah Ono, tidak mau dari warga lainnya.
“Ini tenda biru yang bangun santri dari
Pasuruan disuruh kyainya katanya, dulu cuma seadanya. Katanya kasihan si
mbah kedinginan, ya saya sih silakan saja,” terang Ono.
Banyak yang menemui mbah Fanani,
kebanyakan dari luar kota seperti Cirebon, pada musim pencalegan banyak
caleg yang ingin sukses ini menemui mbah Fanani demi ngalap berkah.
Bahkan ada orang dari Cirebon datang dan
mengaku keturunan Mbah Fanani. Orang itu pun mencoba membawa Mbah
Fanani pulang ke Cirebon tetapi tak bisa dilakukan karena si mbah
menggeleng menolak.
Banyak cerita dan mitos soal si mbah
yang tak pernah keluar dari tendanya. “Nggak pernah keluar, nggak tahu
ke WC gimana. Tapi si mbah cuma pakai sarung saja sehat-sehat nggak
pernah sakit padahal Dieng dingin,” urai Ono.
Kisah mbah Fanani masih diliputi
misterius hingga kini, penduduk diengpun tak berani mengusik dan
membiarkan siapa saja yang menemui simbah, bila simbah tak mau ditemui
biasanya menutupi wajahnya dengan rambut.
“Ya kita mah hidup masing-masing saja, si Mbah mungkin ingin seperti ini ya biar saja,” jelas Ono.
Konon kabarnya dahulu kala awal-awal
datang ke Dieng si mbah masih suka berbicara. Dia kerap marah kala orang
datang ke dia meminta nomor togel. Kemudian juga, si mbah pernah
berucap akan selesai bertapa di Dieng bila ada datang kapal
menjemputnya.
Bila anda penasaran, bisa disempatkan mampir tatkala berkunjung ke Kawasan Wisata Dieng Wonosobo. (den)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar