Ketika Mbah Fanani datang ke Dieng,tak seorangpun tahu
siapa beliau,asal usulnya,kedudukannya,dan lain sebagainya.Yang orang
tahu adalah Mbah Fanani hidup seorang diri tanpa sanak saudara, tanpa
harta atau benda.Melihat Mbah Fanani dengan pakaian ala kadarnya,tak
bertempat tinggal dan entah makan dari mana,orang-orang yang melihatnya
menjadi iba dan perduli,ketulusan mereka diuji.
Pada akhirnya mereka memberikan tempat berteduh untuk Mbah
Fanani,memberinya makan,pakaian dan lain sebagainya,dan tentu saja semua
itu mereka lakulan tanpa mengharap apapun,apalagi meminta balasan dari
Mbah Fanani.Sungguh sebuah cerita yang indah,di mana orang-orang begitu
peduli pada Mbah Fanani yang menurut mereka hanya orang biasa,bukan
siapa-siapa dengan segala cerita dan embel-embelnya.
Lambat laun banyak orang mendatangi Mbah Fanani,konon hal
ini mereka lakukan karena mereka mengetahui kelebihan-kelebihan
beliau.Cerita yang dulu hanya diketahui dari mulut ke mulut dan di
kalangan keluarga serta kerabatnya saja,di era internet dan medsos ini
ceritanya menjadi begitu cepat menyebar.Mbah Fanani menjadi sebuah
fenomena dan semakin banyak saja orang-orang yang berlomba
mendatanginya.Mereka yang datang tentu saja dengan berbagai alasan yang
melatarbelakanginya.Ada yang bertujuan baik,namun tak sedikit juga yang
bertujuan kurang baik.Ada yang sekedar sowan atau bersilaturohim,namun
tak sedikit pula yang berharap banyak setelah menemuinya.
Mbah Fanani dan Masyarakat Dieng,sebenarnya mereka sedang
mengajarkan kepada kita untuk perduli pada sesama,tanpa memandang
status,tanpa memandang asal usul.Menolong orang yang perlu
ditolong,perduli pada siapa saja.
Seandainya Mbah Fanani diketahui tak mempunyai
kelebihan,masih adakah orang yang mau perduli padanya?,masih adakah
orang yang mau mendatanginya untuk sekedar bersilaturohim?,asakah orang
yang melakukan hal seperti apa yang dilakukan oleh masyarakat Dieng saat
mereka memperlakukan Mbah Fanani,sejak pertama kali Mbah Fanani datang
beberapa belas tahun lalu tanpa mereka tahu siapa Mabh Fanani yang
sebenarnya.
Sepertinya saya harus banyak belajar pada Mbah Fanani dan masyarakat Dieng.Perduli dan ikhlas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar